2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan (fakta) atau kejadian (event) dan hubungan sebab akibatnya. Ilmu pengetahuan alam sepadan dengan kata sains (science), sains sendiri artinya pengetahuan. Sains kemudian diartikan sebagai natural sains, yang diterjemahkan menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA atau sains (dalam arti sempit) sebagai disiplin ilmu yang terdiri atas physical sciences dan life sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu astronomi, kimia, geologi dan fisika sedangkan life sciences meliputi biologi, zoology dan fisiologi (Pater J.I.GM. Drost.SJ,1998:32).
2.2 Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap (Febri,2009).
Pada mulanya ilmu pengetahuan timbul di Asia,meluas ke Yunani. Kembali ke Asia di Timur Tengah, baru kemudian di Eropa (Febri,2009). Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16. Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris, konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di rebisi dan penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke Era pemikiran yang modern.
Perkembangan ipa tidak jauh dari kaitan Landasan Ilmu Pengetahuan itu sendiri antara lain :
1. Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
2. Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
3. Hukum dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
(Ahmad, 2012).
Berikut ini adalah diagram perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam di urutkan melalui abad
Abad
15
16
19
20
-PseudoScience
-Mitos
-Logika
-Awal IPA sekarang
-Heliosentris
-Liberalisme
-Penemuan alat bantu
-Revolosi industry
-Penemuan mesin
modern: mesin uap kertas, cetak, dll
-Penemuan alat lebih baik
-IPA Modern
-Alat riset canggih
-Telaah mikroskopik
-Penemuan
anomali teori
sebelumnya
-Konsep baru (modern)
Tabel. 1.1 Periode Pengembangan IPA
Pengetahuan menjadi displin ilmu seperti yang dapat kita lihat sebagai berikut:
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Sosial dan Budaya
Sains Fisik
Sains Hayati (Biologi)
· Fisika
· Kimia
· Astronomi
· Geologi
· Mineralogi
· Geografi
· Geofisika
· Meteorologi
· Oseanologi
· Dll
· Botani
· Zoologi
· Mikrobiologi
· Kesehatan
· Palaentologi
· Fisiologi
· Taksonomi
· Dll
· Bahasa
· Sosiologi
· Pendidikan
· Sejarah
· Antropologi
· Etnologi
· Seni dan Budaya
· Psikologi
· Ekonomi
· Dll
Didukung oleh Matematika/Statistika dan Informatika
Tabel 1.2 Perkembangan IP Menjadi Berbagai Disiplin Ilmu
Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia akan semakin membesar dan meluas (Ahmad, 2012).
Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam (Ahmad, 2012).
IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada (Ahmad, 2012).
IPA
Reviewed by Andi Asri Bhr Makkulasse
on
Jumat, Agustus 19, 2016
Rating: 5
Jumat, Agustus 19, 2016
0 komentar:
Posting Komentar