What’s Hot


Ziara kubur yang menjadi kebiasaan ummat islam selepas bulan ramdhan yang dimana dapat dilakukan oleh laki-laki maupun permepuan. salah satu makna melakukan ziarah yakni mengingatkan kita bahwa kita pun kealak akan berada dan seperti itu, kemudian untuk mendoakan orang yang telah meninggal serta mengingatkan kita akan adanya akhirat.

Namun terdapat perdebatan yang terjadi pada kaum wanita mengenai keistimewaan seorang wanita yakni ketika ia sedang dalam kadaan haid bolehkah ia melakukan ziarah? hal ini menjadi salah satu perdebatan dan masalah bagi kaum wanita, karena ada beberapa yang ketika dalam keadaan haid ia memilih untuk tidak ikut melakukan ziarah dan adapula sebaliknya.

Nah, berikut ini penjelasan tentang hukum wanita melakukan ziarah ketika haid :

Haid adalah suatu hal alami yang dialami oleh setiap wanita dan darah haid adalah najis atau kotoran yang tidak suci. Perkara haid ini disebutkan dalam ayat Alqur’an yakni surat Al Baqarah 222
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Qs Al Baqarah Ayat 222).
Meskipun wanita yang sedang haid memiliki kotoran berupa darah haid, tidak ada dalil pasti yang melarang seorang wanita untuk berziarah kubur. Pendapat tentang ziarah kubur yang ada adalah berlaku pada semua wanita baik yang sedang dalam keadaan suci maupun yang sedang dalam masa haid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum wanita haid ziarah kubur boleh saja berziarah kubur meskipun sedang haid asal ia tetap menjaga auratnya, tidak berbaur dengan lawan jenis yang bukan mahramnya serta tidak memiliki tujuan berziarah bid’ah maupun syirik. Wallahu A’lam bis shawab.

Hukum Wanita Haid Ziarah Kubur Menurut Islam.


Ziara kubur yang menjadi kebiasaan ummat islam selepas bulan ramdhan yang dimana dapat dilakukan oleh laki-laki maupun permepuan. salah satu makna melakukan ziarah yakni mengingatkan kita bahwa kita pun kealak akan berada dan seperti itu, kemudian untuk mendoakan orang yang telah meninggal serta mengingatkan kita akan adanya akhirat.

Namun terdapat perdebatan yang terjadi pada kaum wanita mengenai keistimewaan seorang wanita yakni ketika ia sedang dalam kadaan haid bolehkah ia melakukan ziarah? hal ini menjadi salah satu perdebatan dan masalah bagi kaum wanita, karena ada beberapa yang ketika dalam keadaan haid ia memilih untuk tidak ikut melakukan ziarah dan adapula sebaliknya.

Nah, berikut ini penjelasan tentang hukum wanita melakukan ziarah ketika haid :

Haid adalah suatu hal alami yang dialami oleh setiap wanita dan darah haid adalah najis atau kotoran yang tidak suci. Perkara haid ini disebutkan dalam ayat Alqur’an yakni surat Al Baqarah 222
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Qs Al Baqarah Ayat 222).
Meskipun wanita yang sedang haid memiliki kotoran berupa darah haid, tidak ada dalil pasti yang melarang seorang wanita untuk berziarah kubur. Pendapat tentang ziarah kubur yang ada adalah berlaku pada semua wanita baik yang sedang dalam keadaan suci maupun yang sedang dalam masa haid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum wanita haid ziarah kubur boleh saja berziarah kubur meskipun sedang haid asal ia tetap menjaga auratnya, tidak berbaur dengan lawan jenis yang bukan mahramnya serta tidak memiliki tujuan berziarah bid’ah maupun syirik. Wallahu A’lam bis shawab.


Assalamualaikum Wr. Wb.

Marhaban ya Ramadhan... Taqabalallahu mina wa minkum.... maaf lahir batin....


***


 Bulan Syawal atau setelah Ramadhan terdapat amalan atau ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan yaitu puasa sunnah enam hari.  adapun keutamaan puasa sunnah ini pahalanya seperti puasa selama setahun penuh. Hal ini seperti di jelaskan dalam sebuah hadist.
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)
Inilah dalil yang dapat menjadi landsan unutk kita mengerjakan puasa sunna setelah Ramadhan. namun sering hal ini terkait dengan pelaksanaanya dapat dilakukan seacra berturut-turut ataupun diselingkan.
Namun ada hal yang menejadi pertnyaan yakni bagaimana dengan orang-orang yang masih memiliki hutang puasa di ramadhan kemarin entah karena batal puasa, sakit, ataupun hal lainnya, yang manakah yang harus di dahulukan apakah puasa sunnah 6 hari dahulu kemudian membayar/Qadha puasa ramadhan yang telah berlalu ?
perlu di ketuhi bahwa hukum mennbayar/memunaikan qadha adalah wajib hukumya. hal ini telah di jelaskan Allah dalam rangkaian perintah puasa yakni :
….Jika di antaramu ada yang tidak berpuasa karena sakit atau dalam perjalanan, wajib menggantinya pada hari-hari yang lain sebanyak hari kamu tidak berpuasa….” ( QS.Al Baqarah: 184)
Nah, tekait hal ini terdapat 2 pendapat dari para ulama, ada yang mengatakan bahwa " tidak mengapa ketika melakukan puasa sunnah 6 hari terlebih dahulu akan tetapi setelah itu harus segera mengganti/qadha puasa yang ditinggalkan. keduan adapun ulama yang mengatakan bahwa "sebaiknya untuk membayar/qadha puasa yang telah ditinggalkan karena menurutnya hukum dari qadha puasa yang ditinggalkan itu wajib sedangkan puasa 6 hari setelah ramadhan itu hukumnya sunnah, dan dapat dilakukan setelah selesai qadha puasa rmadhan.
Akan tetapi pendapat saya sendiri bahwa sebaiknya mengerjakan puasa sunnah 6 hari setelah ramadhan duhulu kemudian seteleah itu melanjutkan dengan membayar puasa yang ditinggalkan karena batasan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan cukup panjang jadi menurut saya pribadi saya lebih mendahulukan puasa 6 hari. 
Mungkin sebagaian orang berdeba dengan pendapat saya namun dari hal itu tidak dapat kita salahkan karena setiap orang memiliki pendapat dan acuan tersendiri. 

Wassalamualaikum.....

Manakah perlu di dahulukan puasa Syawal atau Qadha dulu ?


Assalamualaikum Wr. Wb.

Marhaban ya Ramadhan... Taqabalallahu mina wa minkum.... maaf lahir batin....


***


 Bulan Syawal atau setelah Ramadhan terdapat amalan atau ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan yaitu puasa sunnah enam hari.  adapun keutamaan puasa sunnah ini pahalanya seperti puasa selama setahun penuh. Hal ini seperti di jelaskan dalam sebuah hadist.
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)
Inilah dalil yang dapat menjadi landsan unutk kita mengerjakan puasa sunna setelah Ramadhan. namun sering hal ini terkait dengan pelaksanaanya dapat dilakukan seacra berturut-turut ataupun diselingkan.
Namun ada hal yang menejadi pertnyaan yakni bagaimana dengan orang-orang yang masih memiliki hutang puasa di ramadhan kemarin entah karena batal puasa, sakit, ataupun hal lainnya, yang manakah yang harus di dahulukan apakah puasa sunnah 6 hari dahulu kemudian membayar/Qadha puasa ramadhan yang telah berlalu ?
perlu di ketuhi bahwa hukum mennbayar/memunaikan qadha adalah wajib hukumya. hal ini telah di jelaskan Allah dalam rangkaian perintah puasa yakni :
….Jika di antaramu ada yang tidak berpuasa karena sakit atau dalam perjalanan, wajib menggantinya pada hari-hari yang lain sebanyak hari kamu tidak berpuasa….” ( QS.Al Baqarah: 184)
Nah, tekait hal ini terdapat 2 pendapat dari para ulama, ada yang mengatakan bahwa " tidak mengapa ketika melakukan puasa sunnah 6 hari terlebih dahulu akan tetapi setelah itu harus segera mengganti/qadha puasa yang ditinggalkan. keduan adapun ulama yang mengatakan bahwa "sebaiknya untuk membayar/qadha puasa yang telah ditinggalkan karena menurutnya hukum dari qadha puasa yang ditinggalkan itu wajib sedangkan puasa 6 hari setelah ramadhan itu hukumnya sunnah, dan dapat dilakukan setelah selesai qadha puasa rmadhan.
Akan tetapi pendapat saya sendiri bahwa sebaiknya mengerjakan puasa sunnah 6 hari setelah ramadhan duhulu kemudian seteleah itu melanjutkan dengan membayar puasa yang ditinggalkan karena batasan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan cukup panjang jadi menurut saya pribadi saya lebih mendahulukan puasa 6 hari. 
Mungkin sebagaian orang berdeba dengan pendapat saya namun dari hal itu tidak dapat kita salahkan karena setiap orang memiliki pendapat dan acuan tersendiri. 

Wassalamualaikum.....


Beginilah  Cara Siswa SMK Negeri 1 Pinrang Rayakan Hari Pahlawan.

Sikap Antusias Para Siswa Dan Siswi, di SMK Negeri 1 Pinrang  ini Patut Untuk Mendapatkan Apresiasi dan Acuan Jempol, 
Karena Kesadaran Siswa Akan Arti Perjuangan Para Pahlawan yang Tidak Takut Akan Apapun dan Yang Dahulunya Mampu Melawan Para Penjajah Sehingga Mampu untuk Memerdekakan Indonesia,
#PahlawanDay's #Hero #Indonesia #SMKNegeri1Pinrang #ParaPemudaIndonesia #Semangan45 


Pahlawan Day's


Beginilah  Cara Siswa SMK Negeri 1 Pinrang Rayakan Hari Pahlawan.

Sikap Antusias Para Siswa Dan Siswi, di SMK Negeri 1 Pinrang  ini Patut Untuk Mendapatkan Apresiasi dan Acuan Jempol, 
Karena Kesadaran Siswa Akan Arti Perjuangan Para Pahlawan yang Tidak Takut Akan Apapun dan Yang Dahulunya Mampu Melawan Para Penjajah Sehingga Mampu untuk Memerdekakan Indonesia,
#PahlawanDay's #Hero #Indonesia #SMKNegeri1Pinrang #ParaPemudaIndonesia #Semangan45 








Liputan6.com, Jakarta Polisi menelusuri konten yang diunggah pelaku penyerangan pos polisi di Tangerang, Sultan Aziansyah, di media sosial. Penelusuran ini untuk mengungkap perannya dalam jaringan terorisme.
"Masih diselidiki konten-konten dari akun milik pelaku, ada blog, ada website. Tim digital forensik berupaya mengkloning isi percakapan dan tulisan-tulisan apa saja yang pernah diunggah," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, di Jakarta, Sabtu (22/10/2016) seperti dilansir dari Antara.

"Dia dicurigai banyak berkomunikasi dengan pihak-pihak luar yang nadanya cukup mencurigakan. Ini (penyelidikan) terus kami kembangkan," ujar mantan Kapolda Banten ini.Selain itu, polisi tengah mendalami isi data yang berasal dari telepon seluler milik Sultan. Polisi curiga Sultan pernah berkomunikasi dengan pihak-pihak tertentu terkait aksi radikalisme.

Hasil penyidikan sementara, Sultan merupakan anggota jaringan Jamaah Anshor Daulah Khilafah Nusantara (JADKN), pimpinan Aman Abdurrahman yang berafiliasi dengan sel terorisPondok Pesantren Tahfidz Alquran Anshorullah, pimpinan mendiang Ustadz Fauzan Al-Anshori.

Peristiwa Penyerang Polisi di Tangerang Sering Kontak Jaringan Teroris?






Liputan6.com, Jakarta Polisi menelusuri konten yang diunggah pelaku penyerangan pos polisi di Tangerang, Sultan Aziansyah, di media sosial. Penelusuran ini untuk mengungkap perannya dalam jaringan terorisme.
"Masih diselidiki konten-konten dari akun milik pelaku, ada blog, ada website. Tim digital forensik berupaya mengkloning isi percakapan dan tulisan-tulisan apa saja yang pernah diunggah," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, di Jakarta, Sabtu (22/10/2016) seperti dilansir dari Antara.

"Dia dicurigai banyak berkomunikasi dengan pihak-pihak luar yang nadanya cukup mencurigakan. Ini (penyelidikan) terus kami kembangkan," ujar mantan Kapolda Banten ini.Selain itu, polisi tengah mendalami isi data yang berasal dari telepon seluler milik Sultan. Polisi curiga Sultan pernah berkomunikasi dengan pihak-pihak tertentu terkait aksi radikalisme.

Hasil penyidikan sementara, Sultan merupakan anggota jaringan Jamaah Anshor Daulah Khilafah Nusantara (JADKN), pimpinan Aman Abdurrahman yang berafiliasi dengan sel terorisPondok Pesantren Tahfidz Alquran Anshorullah, pimpinan mendiang Ustadz Fauzan Al-Anshori.


Keluarga Mirna ramai-ramai minta Jessica dihukum lebih berat
Sidang Jessica. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
Merdeka.com - Keluarga Salihin berkukuh bahwa kematian Mirna Salihin akibat pembunuhan diduga dilakukan Jessica Kumala Wongso. Mereka bahkan menganggap tuntutan kurungan 20 tahun dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) kepada Jessica tidak sebanding. Padahal sejauh ini belum ditemukan bukti sahih adanya tindakan pembunuhan selama persidangan.

Perwakilan Keluarga Salihin, Rosmiati Sahilin, masih meyakini bahwa Mirna meninggal akibat dibunuh. Maka itu, sebagai bagian keluarga, pihaknya tidak bisa menerima kematian keponakannya itu.

"Kami dari keluarga tidak pernah menerima kematian Mirna," kata Rosmiati di Jakarta, Kamis (6/10).

Keyakinan pihak keluarga bahwa Jessica membunuh Mirna terkait pemesanan Es Kopi Vietnam. Kala itu, Jessica merupakan pemesan minuman tersebut.

Selain itu, Sepupu Mirna, Yongki, menambahkan bahwa pihak keluarga menuntut keadilan. Maka itu, pihaknya mendesak Majelis Hakim nantinya bisa memberi vonis paling berat kepada terduga pelaku pembunuhan, Jessica.

"Kami hari ini ingin menyampaikan kepada majelis hakim agar meningkatkan hukuman mati atau maksimal seumur hidup," terang Yongki.

Keluarga Mirna ramai-ramai minta Jessica dihukum lebih berat


Keluarga Mirna ramai-ramai minta Jessica dihukum lebih berat
Sidang Jessica. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
Merdeka.com - Keluarga Salihin berkukuh bahwa kematian Mirna Salihin akibat pembunuhan diduga dilakukan Jessica Kumala Wongso. Mereka bahkan menganggap tuntutan kurungan 20 tahun dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) kepada Jessica tidak sebanding. Padahal sejauh ini belum ditemukan bukti sahih adanya tindakan pembunuhan selama persidangan.

Perwakilan Keluarga Salihin, Rosmiati Sahilin, masih meyakini bahwa Mirna meninggal akibat dibunuh. Maka itu, sebagai bagian keluarga, pihaknya tidak bisa menerima kematian keponakannya itu.

"Kami dari keluarga tidak pernah menerima kematian Mirna," kata Rosmiati di Jakarta, Kamis (6/10).

Keyakinan pihak keluarga bahwa Jessica membunuh Mirna terkait pemesanan Es Kopi Vietnam. Kala itu, Jessica merupakan pemesan minuman tersebut.

Selain itu, Sepupu Mirna, Yongki, menambahkan bahwa pihak keluarga menuntut keadilan. Maka itu, pihaknya mendesak Majelis Hakim nantinya bisa memberi vonis paling berat kepada terduga pelaku pembunuhan, Jessica.

"Kami hari ini ingin menyampaikan kepada majelis hakim agar meningkatkan hukuman mati atau maksimal seumur hidup," terang Yongki.


Poros Cikeas yang terdiri dari empat partai politik, termasuk Partai Demokrat telah sepakat mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal calon Gubernur DKI. Sayangnya, tidak semua kader Demokrat tunduk kepada putusan itu.
Sosok yang pertama kali mengungkapkan penolakannya adalah mantan koordinator juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Dia tetap menjatuhkan dukungannya kepada calon petahanaBasuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok.
“Aku sekali Ahok tetap Ahok. Titik,” ujar Ruhut Sitompul kepada merdeka.com, Jumat (23/9).
Ada alasan yang diakui Ruhut untuk tidak tunduk kepada partainya sendiri. Sebab, Agus Yudhoyono bukan kader Demokrat.“Bos, Agus itu bukan kader Demokrat. Dia itu kader TNI,” ujar Ruhut.
Menurut Ruhut, dipilihnya Agus hanya sekedar ambisi politik tanpa memikirkan karirnya di TNI. Agus saat ini menjabat sebagai Danyon 203/Arya Kemuning. Dengan terjun ke politik, Ruhut menyebut bukan tidak mungkin karir Agus di TNI akan tamat.
“Jangan lah karena ambisi politik yang di Demokrat itu Agus dikorbankan. Kalau menang oke, aku salah. Tapi kalau kalah selesai enggak dia?” tegasnya.
“Tapi aku enggak kebayang kalau Agus kalah dibunuh karirnya oleh partai yang aku banggakan,” sambung anggota Komisi III ini.
Tak hanya Ruhut, jejak serupa juga diikuti Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman. Dia memutuskan mendukung pasangan Ahok-Djarot di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta2017 mendatang.
Sikapnya ini bertentangan dengan partainya sendiri yang mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni bersama anggota poros Cikeas lainnya yakni PKB, PAN, dan PPP.
Menurut Hayono, Ahok-Djarot merupakan pasangan harmonis. Dia meyakini pencalonan keduanya bukan sekadar untuk memperebutkan kekuasaan.
“Rakyat DKI butuh kepemimpinan model Ahok. Yang saya lihat secara konkret beliau tidak hanya melayani dengan hati, tapi beliau membangun sistem pelayanan yang hebat sehingga berpeluang besar memberantas korupsi dan menghargai kerja keras birokrasi DKI Jakarta,” ujarnya dalam jumpa pers di Posko Muda Mudi Ahok, Gedung Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9) pagi.
Dia menilai, dari ketiga pasangan yang akan bertarung di Pilgub 2017, hanya Ahok-Djarot lah yang menurutnya sudah siap. Pasangan lain terkesan dipilih secara mendadak, termasuk Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung oleh Partai Demokrat.
“Harus saya katakan secara jujur yang siap hanya Ahok. Yang lain kesannya dadakan, tidak dipersiapkan dengan baik. Saya anggota Dewan Pembina Partai Demokrat tapi saya baru tahu nama Agus Harimurti diajukan. Saya berusaha memahami ini, masalahnya dalam suasana keterdesakan atau emergency. Tapi partai politik bertanggung jawab menghadirkan calon pemimpin secara profesional, tidak boleh dadakan,” lanjutnya.
Hayono menegaskan deklarasi yang dilakukannya sebagai seorang pribadi, bukan sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat maupun sebagai Ketua Umum Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Ia berharap perbedaan sikapnya dengan partai tidak akan menjadi masalah.
“Rakyat Jakarta membutuhkan gubernur yang siap bekerja, bukan yang baru dalam konsep dan teori. Dengan demikian pilihan saya jatuh pada pasangan ini (Ahok-Djarot). Saya hadir sebagai pribadi. Tidak ada masalah bagi saya berbeda dengan partai saya. Sampai hari ini saya masih anggota Partai Demokrat walaupun pada pilpres kemarin saya berbeda sikap,” tutupnya.

Ruhut Sitompul dan Hayono Isman Tetap Mendukung Ahok Daripada Calon Dari Demokrat

Poros Cikeas yang terdiri dari empat partai politik, termasuk Partai Demokrat telah sepakat mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal calon Gubernur DKI. Sayangnya, tidak semua kader Demokrat tunduk kepada putusan itu.
Sosok yang pertama kali mengungkapkan penolakannya adalah mantan koordinator juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Dia tetap menjatuhkan dukungannya kepada calon petahanaBasuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok.
“Aku sekali Ahok tetap Ahok. Titik,” ujar Ruhut Sitompul kepada merdeka.com, Jumat (23/9).
Ada alasan yang diakui Ruhut untuk tidak tunduk kepada partainya sendiri. Sebab, Agus Yudhoyono bukan kader Demokrat.“Bos, Agus itu bukan kader Demokrat. Dia itu kader TNI,” ujar Ruhut.
Menurut Ruhut, dipilihnya Agus hanya sekedar ambisi politik tanpa memikirkan karirnya di TNI. Agus saat ini menjabat sebagai Danyon 203/Arya Kemuning. Dengan terjun ke politik, Ruhut menyebut bukan tidak mungkin karir Agus di TNI akan tamat.
“Jangan lah karena ambisi politik yang di Demokrat itu Agus dikorbankan. Kalau menang oke, aku salah. Tapi kalau kalah selesai enggak dia?” tegasnya.
“Tapi aku enggak kebayang kalau Agus kalah dibunuh karirnya oleh partai yang aku banggakan,” sambung anggota Komisi III ini.
Tak hanya Ruhut, jejak serupa juga diikuti Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman. Dia memutuskan mendukung pasangan Ahok-Djarot di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta2017 mendatang.
Sikapnya ini bertentangan dengan partainya sendiri yang mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni bersama anggota poros Cikeas lainnya yakni PKB, PAN, dan PPP.
Menurut Hayono, Ahok-Djarot merupakan pasangan harmonis. Dia meyakini pencalonan keduanya bukan sekadar untuk memperebutkan kekuasaan.
“Rakyat DKI butuh kepemimpinan model Ahok. Yang saya lihat secara konkret beliau tidak hanya melayani dengan hati, tapi beliau membangun sistem pelayanan yang hebat sehingga berpeluang besar memberantas korupsi dan menghargai kerja keras birokrasi DKI Jakarta,” ujarnya dalam jumpa pers di Posko Muda Mudi Ahok, Gedung Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9) pagi.
Dia menilai, dari ketiga pasangan yang akan bertarung di Pilgub 2017, hanya Ahok-Djarot lah yang menurutnya sudah siap. Pasangan lain terkesan dipilih secara mendadak, termasuk Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung oleh Partai Demokrat.
“Harus saya katakan secara jujur yang siap hanya Ahok. Yang lain kesannya dadakan, tidak dipersiapkan dengan baik. Saya anggota Dewan Pembina Partai Demokrat tapi saya baru tahu nama Agus Harimurti diajukan. Saya berusaha memahami ini, masalahnya dalam suasana keterdesakan atau emergency. Tapi partai politik bertanggung jawab menghadirkan calon pemimpin secara profesional, tidak boleh dadakan,” lanjutnya.
Hayono menegaskan deklarasi yang dilakukannya sebagai seorang pribadi, bukan sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat maupun sebagai Ketua Umum Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Ia berharap perbedaan sikapnya dengan partai tidak akan menjadi masalah.
“Rakyat Jakarta membutuhkan gubernur yang siap bekerja, bukan yang baru dalam konsep dan teori. Dengan demikian pilihan saya jatuh pada pasangan ini (Ahok-Djarot). Saya hadir sebagai pribadi. Tidak ada masalah bagi saya berbeda dengan partai saya. Sampai hari ini saya masih anggota Partai Demokrat walaupun pada pilpres kemarin saya berbeda sikap,” tutupnya.

Poros Cikeas yang terdiri dari empat partai politik, termasuk Partai Demokrat telah sepakat mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal calon Gubernur DKI. Sayangnya, tidak semua kader Demokrat tunduk kepada putusan itu.
Sosok yang pertama kali mengungkapkan penolakannya adalah mantan koordinator juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Dia tetap menjatuhkan dukungannya kepada calon petahanaBasuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok.
“Aku sekali Ahok tetap Ahok. Titik,” ujar Ruhut Sitompul kepada merdeka.com, Jumat (23/9).
Ada alasan yang diakui Ruhut untuk tidak tunduk kepada partainya sendiri. Sebab, Agus Yudhoyono bukan kader Demokrat.“Bos, Agus itu bukan kader Demokrat. Dia itu kader TNI,” ujar Ruhut.
Menurut Ruhut, dipilihnya Agus hanya sekedar ambisi politik tanpa memikirkan karirnya di TNI. Agus saat ini menjabat sebagai Danyon 203/Arya Kemuning. Dengan terjun ke politik, Ruhut menyebut bukan tidak mungkin karir Agus di TNI akan tamat.
“Jangan lah karena ambisi politik yang di Demokrat itu Agus dikorbankan. Kalau menang oke, aku salah. Tapi kalau kalah selesai enggak dia?” tegasnya.
“Tapi aku enggak kebayang kalau Agus kalah dibunuh karirnya oleh partai yang aku banggakan,” sambung anggota Komisi III ini.
Tak hanya Ruhut, jejak serupa juga diikuti Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman. Dia memutuskan mendukung pasangan Ahok-Djarot di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta2017 mendatang.
Sikapnya ini bertentangan dengan partainya sendiri yang mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni bersama anggota poros Cikeas lainnya yakni PKB, PAN, dan PPP.
Menurut Hayono, Ahok-Djarot merupakan pasangan harmonis. Dia meyakini pencalonan keduanya bukan sekadar untuk memperebutkan kekuasaan.
“Rakyat DKI butuh kepemimpinan model Ahok. Yang saya lihat secara konkret beliau tidak hanya melayani dengan hati, tapi beliau membangun sistem pelayanan yang hebat sehingga berpeluang besar memberantas korupsi dan menghargai kerja keras birokrasi DKI Jakarta,” ujarnya dalam jumpa pers di Posko Muda Mudi Ahok, Gedung Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9) pagi.
Dia menilai, dari ketiga pasangan yang akan bertarung di Pilgub 2017, hanya Ahok-Djarot lah yang menurutnya sudah siap. Pasangan lain terkesan dipilih secara mendadak, termasuk Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung oleh Partai Demokrat.
“Harus saya katakan secara jujur yang siap hanya Ahok. Yang lain kesannya dadakan, tidak dipersiapkan dengan baik. Saya anggota Dewan Pembina Partai Demokrat tapi saya baru tahu nama Agus Harimurti diajukan. Saya berusaha memahami ini, masalahnya dalam suasana keterdesakan atau emergency. Tapi partai politik bertanggung jawab menghadirkan calon pemimpin secara profesional, tidak boleh dadakan,” lanjutnya.
Hayono menegaskan deklarasi yang dilakukannya sebagai seorang pribadi, bukan sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat maupun sebagai Ketua Umum Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Ia berharap perbedaan sikapnya dengan partai tidak akan menjadi masalah.
“Rakyat Jakarta membutuhkan gubernur yang siap bekerja, bukan yang baru dalam konsep dan teori. Dengan demikian pilihan saya jatuh pada pasangan ini (Ahok-Djarot). Saya hadir sebagai pribadi. Tidak ada masalah bagi saya berbeda dengan partai saya. Sampai hari ini saya masih anggota Partai Demokrat walaupun pada pilpres kemarin saya berbeda sikap,” tutupnya.

Ruhut Sitompul dan Hayono Isman Tetap Mendukung Ahok Daripada Calon Dari Demokrat

Poros Cikeas yang terdiri dari empat partai politik, termasuk Partai Demokrat telah sepakat mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal calon Gubernur DKI. Sayangnya, tidak semua kader Demokrat tunduk kepada putusan itu.
Sosok yang pertama kali mengungkapkan penolakannya adalah mantan koordinator juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Dia tetap menjatuhkan dukungannya kepada calon petahanaBasuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok.
“Aku sekali Ahok tetap Ahok. Titik,” ujar Ruhut Sitompul kepada merdeka.com, Jumat (23/9).
Ada alasan yang diakui Ruhut untuk tidak tunduk kepada partainya sendiri. Sebab, Agus Yudhoyono bukan kader Demokrat.“Bos, Agus itu bukan kader Demokrat. Dia itu kader TNI,” ujar Ruhut.
Menurut Ruhut, dipilihnya Agus hanya sekedar ambisi politik tanpa memikirkan karirnya di TNI. Agus saat ini menjabat sebagai Danyon 203/Arya Kemuning. Dengan terjun ke politik, Ruhut menyebut bukan tidak mungkin karir Agus di TNI akan tamat.
“Jangan lah karena ambisi politik yang di Demokrat itu Agus dikorbankan. Kalau menang oke, aku salah. Tapi kalau kalah selesai enggak dia?” tegasnya.
“Tapi aku enggak kebayang kalau Agus kalah dibunuh karirnya oleh partai yang aku banggakan,” sambung anggota Komisi III ini.
Tak hanya Ruhut, jejak serupa juga diikuti Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman. Dia memutuskan mendukung pasangan Ahok-Djarot di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta2017 mendatang.
Sikapnya ini bertentangan dengan partainya sendiri yang mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni bersama anggota poros Cikeas lainnya yakni PKB, PAN, dan PPP.
Menurut Hayono, Ahok-Djarot merupakan pasangan harmonis. Dia meyakini pencalonan keduanya bukan sekadar untuk memperebutkan kekuasaan.
“Rakyat DKI butuh kepemimpinan model Ahok. Yang saya lihat secara konkret beliau tidak hanya melayani dengan hati, tapi beliau membangun sistem pelayanan yang hebat sehingga berpeluang besar memberantas korupsi dan menghargai kerja keras birokrasi DKI Jakarta,” ujarnya dalam jumpa pers di Posko Muda Mudi Ahok, Gedung Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9) pagi.
Dia menilai, dari ketiga pasangan yang akan bertarung di Pilgub 2017, hanya Ahok-Djarot lah yang menurutnya sudah siap. Pasangan lain terkesan dipilih secara mendadak, termasuk Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung oleh Partai Demokrat.
“Harus saya katakan secara jujur yang siap hanya Ahok. Yang lain kesannya dadakan, tidak dipersiapkan dengan baik. Saya anggota Dewan Pembina Partai Demokrat tapi saya baru tahu nama Agus Harimurti diajukan. Saya berusaha memahami ini, masalahnya dalam suasana keterdesakan atau emergency. Tapi partai politik bertanggung jawab menghadirkan calon pemimpin secara profesional, tidak boleh dadakan,” lanjutnya.
Hayono menegaskan deklarasi yang dilakukannya sebagai seorang pribadi, bukan sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat maupun sebagai Ketua Umum Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Ia berharap perbedaan sikapnya dengan partai tidak akan menjadi masalah.
“Rakyat Jakarta membutuhkan gubernur yang siap bekerja, bukan yang baru dalam konsep dan teori. Dengan demikian pilihan saya jatuh pada pasangan ini (Ahok-Djarot). Saya hadir sebagai pribadi. Tidak ada masalah bagi saya berbeda dengan partai saya. Sampai hari ini saya masih anggota Partai Demokrat walaupun pada pilpres kemarin saya berbeda sikap,” tutupnya.